BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

WellCome to RockMantic Area

RockMantic bukan tanpa makna,tapi ini adalah sebuah istilah yg saya gunakan untuk menggambarkan gaya hidup Rock N' RoLL yg coba saya terapkan dalam hidup dari segi positif yg penting nyaman dan tidak merugikan mereka.Romantic love is die,it's time to Unromantic love.....
Mari saling berbagi sebagai bukti hati kalian masih berfungsi....

2 Des 2009

Profil Band Dewa 19


Foto dari Profile Dewa 19Tahun 1986 empat siswa SMPN 6 Surabaya membuat band Dewa dengan personil yaitu, Dhani Manaf (keyboard,vocal), Erwin Prasetya (bass), Wawan Juniarso (drum) dan Andra Junaidi (guitar). Music Dewa dulu muncul dengan lagu-lagu jazz dan casiopea. Tahun 1988 Wawan keluar dan bergabung dgn Outsider yg beranggotakan Ari Lasso lalu menyebrang ke Phytagoras . Lalu Dewa merekrut Salman dan nama Dewa berubah menjadi Down Beat yg diambil dari majalah jazz terbitan USA.
Foto dari Profile Dewa 19Begitu nama Slank berkibar Dewa memanggil kembali Wawan beserta Ari Lasso dan berubah menjadi Dewa1, karena rata-rata usia mereka 19 thn. Music Dewa19 pun berubah dan mulai mencampur adukan music pop, rock dan jazz sehingga melahirkan music alternative baru bagi music Indonesia saat itu. Sukses pertama Dewa19 setelah membuat album 19 dan angka penjualannya melabihi 300.000 kopi. Mereka mendapatkan penghargaan sebagai Pendatang Baru Terbaik dan Album terlaris thn 1993. Dewa sempat menggunakan Ronald dan Rere untuk additional musicnya. Setelah album Terbaik-terbaik selesai Wong Aksan masuk diposisi drum dan dikeluarkan setelah album Pendawa Lima selesai. LaluBimo Sulaksono(mantan Netral) menggantikannya, karna tidak cocok lalu Bimo pun henkang.
Masalah pun masih ada di badan Dewa19, Ari dan Erwin mengalami ketergantungan narkoba. Ini membuat album Bintang Lima pun tertunda. Setelah Erwin sembuh mereka mempersiapkan album, tetapi Ari mulai susah dihubungi. Akhirnya Dhani mencari pengganti untuk vocal dan bertemu dengan Elfonda “Once” Mekel. Once kemudian mengajak Tyo Nugros, dan menjadi drumer resmi Dewa19. Setelah meluncurkan beberapa album akhirnya Erwin mundur dari Dewa19 yang tidak bisa ditolelir lagi dikarnakan masalah manajemen. Yuke bassist band The Groove pun bergabung menggantikan Erwin dan sampai sekarang.

Profil Band DE'5


Profil DE'5 : Blantika musik Indonesia kembali dikejutkan dengan mencuatnya band indie yang memiliki nama cukup simple DE'5, yang berasal dari kota beras Cianjur. Basik musik yang dimiliki DE'5 memang cukup dapat dibanggakan. Misalnya, dua personilnya Dicky dan Dendy merupakan pengiring tetap duo vokal T2 milik Nagaswara Entertainment Musik.DE'5 memilih tema "Love" (cinta) sebagai andalannya. Kenapa memilih tema cinta?. "Sebab kamipun memiliki cinta, makanya kami mengankat tema cinta," kata vocalis Pandu memberi alasan kenapa DE'5 band ini mengambil tema cinta.

Untuk membuktikan bahwa DE'5 band mampu berkiprah di blantika musik, kemarin dalam satu acara buat wartawan musik dan pekerja infotainment, vokalisnya Pandu bawakan lagunya 'Tak Mau Dimadu' mengajak duet bareng dengan diva dangdut Kristina dan mendapat applaus dari pengunjung. Selamat ya buat DE'5 band asli Cianjur!

Profil Band De Felix


De felixs terbentuk tanggal 22 november dgn alran rocks alternatif dengan jenis musik berbeda De felixs pertama kali ikut festival di sma 8. De`Velixs prtama kali bernama D`felix krna nma itu sdh ada di kota palembang jdi d`felix di rubah sedikit2 jdilah De velixs..dengan personil terbarunya iham yang jdi keaybord yg untuk menghidupkn musik De felixs...

De felixs terdiri dari :

sebagai vokalis : aKbar
sebagi gitaris : adit
sebagai gitais 2: burlian
sebagai baasis : dimaz
sebagai drumers: adek
sebagai keaybord : ilham

Tempat latihan de veixs
di studio D`felix di daerah unsri bukit

Profil Band D'Masiv


Kali ini akan membahas Profile dan Perjalanan karir D'Masiv dari Nol hingga menjadi terkenal seperti saat ini, silahkan disimak : Band yang lagu-lagunya sekarang ini sering dinyanyikan oleh banyak orang di Indonesia tersebut telah melewati perjuangan panjang dan setumpuk kesabaran. Bahkan, mereka pernah mengamen. D'Masiv saat ini beranggotakan Ryan Ekky Pradipta (vokal), Dwikky Aditya Marsall (gitar), Ray Kurniawan Iskandar Dinata (bas), Wahyu Piaji (drum), dan Nurul Damar Ramadhan (gitar).
"Sebenarnya, dulu berenam, ada pemain keyboard. Tapi, dia keluar. Akhirnya, kalau manggung, kami pakai additional," kata Ray saat ditemui di studio Hanggar pada Rabu, 2/7-2008. Ketika itu, mereka sedang syuting klip Diam tanpa Kata garapan Rizal Mantovani.
Ray menilai, temannya yang tidak bergabung lagi tersebut sudah tidak satu visi dan misi dalam bermusik. "Pada intinya, dia tidak sabar," imbuhnya. Kesabaran memang menjadi kekuatan D'Masiv selama ini. Mereka mulai ngeband sejak 3 Maret 2003 dengan nama Massive. Ketika itu, mereka masih SMA. Mereka berbeda sekolah, tapi bersatu karena bertetangga di kawasan Ciledug, Tangerang.
Tapi, menurut Kiki -sapaan akrab Dwikky-, setelah jadi juara A Mild Most Wanted, nama Massive oleh Musica, perusahaan label yang menaungi mereka saat ini, diganti dengan D'Masiv. "Sebab, sudah ada yang pakai (nama Massive, Red). Artinya tetap sama, dari bahasa Inggris, sesuatu yang besar. Nama kan doa. Kami berharap suatu saat menjadi sesuatu yang besar di musik Indonesia. Amin," paparnya.
Festival yang disebut Kiki itu adalah festival terakhir bagi D'Masiv hingga sekarang. Sebelumnya, mereka mengikuti banyak festival, mulai setingkat rukun tetangga (RT) sampai Piala Menpora (menteri pemuda dan olahraga). Ryan dan kawan-kawan adalah "macan" karena hampir di semua festival yang diikuti menjadi juara. Hadiah yang diterima beragam. Saat mengikuti festival memperebutkan Piala Menpora, misalnya, D'Masiv juara dan berhak mendapatkan uang tunai Rp 10 juta. Terendah, mereka memperoleh hadiah uang Rp 1 juta dan Rp 500 ribu.
"Paling besar, yang di A Mild Most Wanted itu, dapat mobil APV dan uang Rp 61 juta, juga dikontrak oleh Musica," lanjut Ryan. Tapi, tutur Ray, sebelum terkenal seperti sekarang, setiap festival dirasa memiliki magnet kuat. Tidak peduli nilai hadiahnya, yang penting adalah eksis sebagai band yang rajin ikut lomba. "Walaupun hadiahnya kecil, yang penting, masih dapat uang untuk biaya latihan," paparnya.
Saat-saat tersulit adalah ketika tamat SMA, tepatnya pada 2005. Orang tua tidak lagi memberikan uang jajan. Sehingga, tidak ada uang sisa untuk patungan latihan. Sementara itu, ada orang tua yang meminta mereka berhenti main band untuk melanjutkan kuliah. "Tapi, lama-lama, orang tua bosan ngasih tahu. Sebab, kami tetap pengin main band," kenangnya.
Solusinya, d'Masiv turun ke jalan dan menjadi pengamen. Mereka "manggung" membawa drum tamtam yang biasa digunakan oleh banyak pengamen di atas metro mini 69 jurusan Ciledug-Blok M. "Di rumah makan juga. Tapi, kami nggak menyanyikan lagu orang. Kami membawakan lagu ciptaan sendiri," ujar Damar. Menurut Ryan, mengamen itu sekalian menjadi tes mental karena pendengar di kendaraan atau rumah makan berbeda dengan pendengar saat festival.
"Tapi, kami tidak menjadikan mengamen sebagai profesi. Sebatas upaya dapat uang Rp 40 ribu lebih. Sebab, biaya latihan di studio itu Rp 40 ribu per dua jam," jelasnya. Jika lebih, uang tersebut digunakan untuk mendaftar di festival berikutnya. Menurut Wahyu, uang hasil mengamen dan festival itu dipakai untuk menyambung kiprah mereka agar tetap bertahan sebagai sebuah band.
Sebelum merilis album Perubahan yang saat ini mendapatkan penghargaan platinum karena penjualannya mencapai 75 ribu kopi, pada 2006 mereka merilis album indie berjudul Menuju Nirwana.
"Mungkin kurang promosi dan manggung, ya terbengkalai," ucapnya. Ryan menambahkan, segala hal yang dilewati sebelum menjadi seperti sekarang adalah proses yang sangat berharga."Akhirnya, kami bisa belajar dari kesalahan-kesalahan kemarin," terangnya.

Profil Band Cokelat


Cokelat adalah nama Grup musik asal Bandung yang berdiri tanggal 25 Juni 1996. Grup musik ini memilih nama "Cokelat" karena mereka ingin musik yang mereka suguhkan bisa dinikmati oleh semua kalangan, seperti halnya makanan cokelat. Mungkin tujuh tahun bersama-sama, berkarya, bekerja keras dan menjalani proses mencapai impian bukanlah jalan yang mudah. Hingga hari ini, Cokelat telah mengalami beberapa kali perubahan personil. Semula ada Kikan, Ronny, Robert, Bernard, dan Deden, kemudian sewaktu rekaman album kompilasi "Indie Ten" (1998) Ervin masuk menggantikan Deden, kemudian pada saat album "Untuk Bintang" (2000) Edwin masuk menggantikan Bernard dan keluarnya Robert menjelang album "Rasa Baru" (2001) dan hingga saat ini Cokelat menemukan formasi terbarunya. Berikut Biografi band Cokelat :
Personel Coklat :
Nama : Namara Surtikanti (Kikan)
Posisi : Vokal
Ttl : Jakarta, 9 September 1976
Nama : Ernest Fardiyan Sjarif (Ernest)
Posisi : Gitar
Ttl : Plaju, 9 Januari 1979
Nama : Febrianto Nugroho Surjono (Ronny)
Posisi : Bass
Ttl : Jakarta, 26 Februari 1974
Nama : Edwin Marshal Syarif (Edwin)
Posisi : Gitar
Ttl : Plaju, 19 Maret 1975
Nama : Ervin Syam Ilyas (Ervin)
Posisi : Drummer
Ttl : Bandung, 27 November 1973

Profil Band BIP


Bip lahir untuk menyalurkan kreativitas tiga musisi mantan personel Slank, yaitu Pay, Bongky dan Indra. Setelah puas dengan proyek musik masing-masing selama kurang lebih empat tahun, akhirnya Bongky, Indra dan Pay sepakat mendirikan band baru yang diberi nama bip singkatan inisial nama mereka, di acara reuni Potlot yang diadakan di GOR Saparua, Bandung, 20 April 2000 silam. bip kemudian didukung pula oleh Jaka (dram), dan Irang (vokal).
April 2003, bertepatan dengan dirilisnya album The Best of bip, bip mengumumkan mereka tidak lagi memakai Irang sebagai vokalis. Sebagai gantinya, mereka menggandeng Ipang, mantan vokalis Plastik.

Profil Band Baron Soulmate


Kiprah Baron Soulmate di mulai. Band terdiri dari tiga orang ini – Baron (gitar), Ary (vokal), dan Jimmy (drummer),meluncurkan debut album FLYING HIGH di Pisa CafĂ© Menteng, (08/08). Baron sendiri ikut andil dalam pembentukan beberapa band besar tanah air, antara lain /rif dan GIGI. Setelah lepas dari GIGI di tahun 2000, Baron kembali muncul bersama Eel,mantan drummer ADA Band, dan Adi Dharmawan, basis Donny Suhendra di bawah bendera NO! Band.NO! Band pun tak bertahan lama, dan berubah nama menjadi Baron Band, disusul perubahan formasi, Baron (gitar), Arry Safriadi (vokal), Adi Dharmawan (bass),dan Aksan Sjuman (additional drum). Mereka pun merilis BARON VOLUME 01 di tahun 2002, dengan label BMG Music Indonesia. Untuk memperkuat performa Baron Soulmates, dalam penampilan live, Baron merekrut Krisna pada keyboard dan Iyun pada drum yang keduanya adalah personel discus. Lain dulu, lain sekarang, dan kini yang ada hanyalah nama Baron Soulmate, yang siap meramaikan belantika musik tanah air.
Walau tak ada sesuatu yang baru dalam album bergenre poprock ini. Namun Baron Soulmate mencoba menyuguhkan kesegaran baru. Seperti diakui Baron mantan gitaris Gigi ini, bahwa untuk saat ini nyaris tidak ada lagi yang orisinil di dalam kebaruan musik pop Indonesia. Tak terkecuali pada genre poprock. Baron Soulmate pun begitu. Tak menyuguhkan sesuatu yang baru melainkan hanya kesegaran.
"Kita cuma kepingin mengisi posisi yang kosong dari dunia musik Indonesia, yaitu poprock yang memang benar – benar poprock dalam artian sebenarnya," ujar Baron sekaligus sang produser album.
Kesegaran ini bisa dilihat dari tema cinta yang sudah lazim diangkat, di tangan Baron Soulmate menjadi tidak lagi biasa. Terdengar lebih spesial dengan kata–kata dan idiom bahasa lebih dewasa. Romantis tidak kolot . Lugas dan 'nakal'. Apalagi ditimpa karakter vokal Ary yang jernih dan melengking.
Selain lirik dan vokal, kesegaran lain dari Baron Soulmate datang dari karakter musik dan tipikal sound. Musik Baron khas dari harmonisasi gitar, bas, piano, string, atau hammond, baik dari skill personil maupun additional player.

Profil Band Asbak


Band Asbak merupakan salah satu band yang tergolong beraliran musik pop alternative, namun pada dasarnya ada sedikit sentuhan Rock & Roll pada Guitar, drum yang progressive dan alunan yang halus, mungkin ini yang sedikit membedakan Asbak dengan band pop alternative yang ada.Album perdana Asbak ini terdiri dari 10 lagu dengan judul Membuatmu Cinta Padaku yang juga merupakan salah satu hits single mereka mereka juga ada lagu buka semua dimana band Asbak berduet dengan angel, ternyata salah mengenalmu dan masih banyak lagu-lagu lainnya Dalam album ini sebagian besar lagu-lagunya bertemakan tentang cinta, cinta yang dipandang secara universal agar masyarakat bebas untuk mengartikannya sedih, bahagia dan pengharapan, bukan sengaja juga dalam album ini isinya sebagian besar lagu cinta, tapi karena memang cinta itu dapat menyatukan segalanya.
Band yang berdiri pada 13 Januari 2008 ini berawal dari band SMA. Mereka rajin mengisi acara-acara di sekolah dan mengikuti festival band. Beberapa festival yang pernah mereka ikuti antara lain festival band antar pelajar se-Jabotabek di Mercubuana tahun 1999 (masuk 10 besar) dan juara 3 Festival band STIE Nusantara,
Keinginan rekaman tercapai setelah masuk album kompilasi Slankers Jakarta 1. Kesempatan semakin berkembang setelah mereka sering mengisi event slankers party hingga akhirnya menjadi opening act Slank pada Slank Demon Crazy di Ancol tahun 2000.
Seiring makin dewasa, mereka juga makin berkembang. Di awal tahun 2006 mereka terpilih sebagai band indie terbaik Radio Oz Bandar Lampung dan di pertengahan tahun 2006 masuk 10 besar finalis LA lights Indie Festival mewakili Radio Ardan Bandung.
Tahun 2008, Asbak merilis album perdana mereka, Membuatu Cinta Padaku. Album ini berisi 10 lagu dengan tema umum mengenai cinta.

PERSONIL ASBAK :
Arthur (vokal)
Capoenk (gitar)
Rully (gitar)
Jezzy (bass)
Iman (drum)

Profil Band Armada


DARI RATUSAN, bahkan mungkin ribuan band yang lahir dalam rentang waktu setahun, nama KERTAS Band sebenarnya termasuk yang cukup menggeliat. Artinya, lagunya ada yang menyelip diantara riuhnya lagu-lagu band lain yang nyaris seragam. Lagu dan album bertitel 'Kekasih Yang Tak Dianggap' yang dirilis 2 Desember 2006 silam, membuat band ini 'mendadak ngetop' di blantika musik Indonesia.
Meski sebenarnya persoalan "ngetop" ini bukan hal baru, minimal di level regional Sumatera, dimana band ini lahir dan bertumbuh. KERTAS Band adalah salah satu band indie-pop yang cukup terkenal di Palembang dan sekitarnya. Dari awal personilnya adalah Rizal [vokal], Radha [gitar], Andit [drum], Endra [bas] dan Argha [gitar]. Secara resmi, mereka yang awalnya personil dari band yang berbeda-beda memproklamirkan KERTAS Band, Mei 2005.
ARMADA
Meski baru, naman KERTAS Band kemudian melejit menjadi salah satu band yang cepat diperhitungkan di Palembang. Beberapa festival coba mereka ikuti dan hasilnya tidak mengecewakan juga. Salah satunya, Rizal pernah menyabet The Best Vocalist Festival Cyberb Tech Universitas Bina Dharma 2004 dan juga jadi finalis 3 Besar Dream Band 2005 untuk Daerah Jakarta dan Bandung.
Iseng-iseng kemudian mereka merekam album indie limited-edition. "Sebenarnya bukan album, karena kami hanya mengirim ke radio supaya ada yang mendengar lagi kita saja awalnya," jelas Rizal, ketika menyambangi redaksi TEMBANG.COM beberapa waktu lalu. Nggak disangka, responnya bagus. Tambah nggak disangka lagi, kemudian lagu-lagu mereka masuk dalam "kompilasi-bajakan" tanpa pernah mereka tahu kapan direkam dan diedarkannya. "Kita kaget waktu masuk ke toko kaset, kok ada lagu kita tapi dalam bentuk kompilasi," imbuh Rizal lagi.
Jam manggung dan undangan pentas, menjadi santapan mereka kemudian. Sampai suatu ketika, saat mereka manggung di salah satu daerah di Sumatera, seorang produser dari Jakarta menawari untuk rekaman album dan hijrah ke Jakarta. Tawaran yang --sayangnya-- tanpa pikir panjang, langsung mereka iyakan. Label yang menyebut dirinya Jiwa Production itu kemudian merekam album, dan 'berjanji' mendistribusikannya. Janjinya juga adalah membantu band ini berkembang, seperti misalnya lagunya jadi soundtrack sinetron, yang sekarang lazim dilakukan band-band baru.Euforia rekaman album, membuat KERTAS Band terlena. Kontrak album tidak dipelajari dengan seksama, termasuk soal royalti dan pembagian honor manggung. Alhasil, ketika kemudian muncul pertanyaan soal itu, label "berkilah" sudah diatur semua di kontrak. Mulailah "petaka" itu. Sekedar informasi, di album pertama sebenarnya banyak musisi senior yang membantu penggarapannya. Seperti Adith The Fly, Benny Vena, Ian Protonema, Heydie Ibrahim eks Power Slaves, DD Crow Roxx, dan Andy Juliet.Kini, sembari menjalani proses hukum yang terjadi dengan label lamanya, anak-anak KERTAS Band mencoba "lahir" baru. Diawali dengan perubahan nama menjadi ARMADA Band. Sayangnya, karena "stress" lantaran menghadapi persoalan hukum, Argha memilih kembali ke Palembang. "Dia sedih banget, sampai akhirnya pilih balik ke Palembang," jelas Andhit yang ikut nimbrung bicara.

Segera berbenah. ARMADA langsung masuk ke manajemen baru. Tentu belajar dari pengalaman, kini mereka lebih berhati-hati membaca kontrak dan semua perjanjian yang menyangkut nasi band ini. "Kita sadar kok, kalau dengan ini artinya kita kembali lagi ke awal atau nol lagi," jelas Rizal pasrah.

Bicara soal album kedua, ARMADA mengaku ada beberapa perubahan yang dilakukan. "Album pertama sebenarnya kita suka, tapi album ini lebih menunjukkan siapa ARMADA sesungguhnya," tambah Andhit. "Paling tidak, ide-ide yang tidak tersalurkan di album sebelumnya, bisa kita akomodir di album ini," sambung Rizal. Kemudian kalau album pertama ada tiga lagu ciptaan orang lain, termasuk single jagoan, untuk album kedua ini semua lagu dan aransemen adalah ciptaan ARMADA. "Album ini juga lebih nge-rock!" tegas Endra nyamber.

Ciri melayu yang melekat pada vokal Rizal, juga masih kentara di album kedua. "Melayu dalam konsep kita memang lebih merujuk pada warna vokal sih," jelas Rizal, yang karakternya memang kental dengan ornamen melayu. Padahal ketika masih ngeband sendiri, mereka kerap memainkan komposisi rock ala Mr BIG atau Dream Theater.

Kasus dengan label lama, ternyata cukup berpengaruh kepada personil ARMADA. "Secara musikalitas sebenarnya tidak ada, tapi secara lirik dan cara menyanyi, bisa dibilang lebih cowok dan lebih lugas," ujar Rizal yang menolak itu disebut bagian dari "sakit hatinya" kepada label sebelumnya.

Perubahan nama juga menjadi pertimbangan mereka kepada fans. "Kita tahu, mungkin orang akan anggap kita ini band baru, tapi nggak apa-apa karena kita siap dengan konsekuensi itu kok," terang pemilik nama lengkap Tsandy Rizal Adi Pradana ini kalem.

Euforia punya album, usai susah. Kini ARMADA mulai menapak dengan 'kapal yang baru' dan tentu saja dengan nakhoda baru juga. "Kami sih berharap kami berada di kapal yang benar sekarang," ujar Radha yang "akhirnya" ngomong juga. "Manajemen hanya memberi masukkan, mana yang bisa diterima pasar, mana yang tidak kok," jelas Andreas Wullur, manajernya, yang ikut nimbrung bicara.

Sedikit menyinggung soal kasus hukum yang sedang dihadapinya, ARMADA bertutur, dalam kontrak sebenarnya ada promo dan kontribusi yang harus mereka terima. "Tapi dari awal, kita malah nggak dapat apa-apa dan nggak tahu apa-apa soal apa-apa yang kita terima," kata Endra Prayoga, basis kelahiran Palembang 29 November 1983.

Contoh kasus, ada sinetron yang menggunakan lagu mereka ketika KERTAS Band, tapi mereka sendiri malah kaget karena tidak tahu. Kasus hukumnya pun bergulir sejak Oktober 2007 silam. "Sampai saat ini kita bolak-balik ke pengadilan,' aku Radha. Tuntutan label nggak main-main, mereka meminta KERTAS Band [ketika kasus bergulir, mereka masih menggunakan nama lama --red] Rp 1,3 milyar dengan anggapan mereka sudah lalai dan akan merugi jika perjanjian batal.

Malah, lantaran kasihan dengan band asal Palembang ini, seorang pengacara bernama Adnan Assegaf, akhirnya menawarkan diri membantu tanpa minta bayaran sepeserpun. "Kita disupport banyak pihak sih," imbuh Rizal.

Kasus boleh berjalan, personil ARMADA yang buta hukum pun bisa saja deg-degan dengan tuntutan label lamanya. Tapi yang namanya berkarya, toh tak bisa dihambat. Kini materi barunya sudah siap dengan label dan manajemen baru. "Kita menjagokan lagu "Gagal Bercinta" sebagai single pertama," jelas Rizal.

ARMADA mungkin bukan band pertama dari daerah yang "dikecewakan" oleh insan-insan yang "mengaku" tahu industri musik Indonesia. Istilahnya, mereka jadi "tumbal" band Palembang untuk menembus industri. Kalau sampai kini mereka tetap berdiri tegak, meski dengan segala keterbatasannya, rasanya itu sudah bisa kita acungi jempol

Profil Band Angkasa


Angkasa adalah band asal Cianjur yang terbentuk pada 23 November 2004, awalnya adalah band panggung dengan warna klasik rock. Mereka juga kerap membawakan lagu-lagu milik Bon Jovi, U2, Mr Big atau Dewa. Masing-masing mereka memiliki latar belakang musik rock. Itu yang menyatukan jiwa mereka sampai sekarang. Lingkungan yang kondusif menjadikan Angkasa Band berkembang pesat. Mereka menjadi Juara I Festival Band tingkat SLTA tahun 2004, dan Juara III Musikalisasi Puisi Se Jawa Barat di tahun yang sama.

Kemudian mereka juga menjadi Juara I Pentas Merdeka tahun 2006, dan Juara III Lomba Cipta Lagu Se Jabar tahun 2007. Band ini juga sempat ikut ajang Dreamband tahun 2005 yang menjadikan Ato terpilih dalam tiga besar untuk kategori vokalis. Hanya saja, dia memutuskan untuk tetap bersama Angkasa.

Blessing in disguise, pamor itu juga yang membawa mereka ke tangan produser Harry Tasman yang kemudian membawa mereka berkenalan dengan label sebesar Warner Music Indonesia. Dalam waktu singkat mereka akhirnya menandatangani kontrak untuk membuat album yang sesungguhnya. Lahirlah album JPS dengan hit JPS, Luka, Asya, Cemburu Buta, Cinta Berat, Putuskan Aku, Teman, Tyas, Yang Berlalu Biarlah, dan Akulah Yang Bisa. script: detik.com


Personel Angkasa :

Nama : Ato
TTL : Cianjur 22 Maret 1984
Posisi : Vokalis yang juga sekaligus menciptakan lagu-lagu angkasa selama ini.
Prestasinya adalah : Memenagkan 3 besar Dreamband 1 untuk kategori vokalis

Nama : Ovieck
TTL : Cianjur 25 Juni 1985
Posisi : Bassis angkasa dan salah satu personil yang membidani Angkasa bersama Ato
Kampus : Masih aktif mahasiswa di DKV Unpas.

Nama : Anggie
TTL : Cianjur 01 Desember 1986
Posisi : Drummer "Jebolan Elfa Music"
Anggie Angkasa
Kampus : Masih aktif di UNPI Informatika

Nama : Ling Ling
TTL : Karawang 20 Februari 1987
Posisi : Keyboard
Kampus : Masih aktif di Seni Musik UNPAS.
keahliannya ada di synthesizer pada saat memainkan keyboard

Nama : Teguh
TTL : Cianjur 02 Desember 1984
Posisi : Guitar
Kepiawaiannya memainkan melodi melodi tinggi terutama di lagu lagu melo angkasa

Profil Band Alexa


Sejarah ALEXA berawal dari pertemanan Satrio dan JMono. Satrio yang merupakan ex-gitaris Maliq n D'essentials dan JMono yang adalah session bassist dari beberapa band termasuk Parkdrive memiliki ide untuk membuat sebuah proyek musik yang mereka impikan sejak dulu. Untuk mewujudkan rencana tersebut mereka membuat beberapa lagu yang akan menjadi dasar konsep musik yang mereka inginkan. Mengambil dasar dari musik rock yang merupakan influence mereka di awal karir musiknya, mereka membuat beberapa lagu dan akhirnya bertemu dengan beberapa teman mereka yang dianggap cocok untuk mendukung musik tersebut. Rizki yang tergabung dalam Manis Sedap Songwriting Team pada posisi gitar, Fajar drummer Stepforward dan Aqi yang pernah tergabung dalam Tiket setuju untuk bergabung dalam proyek musik ini.

Setelah mereka bertemu dan membicarakan konsep musik yang mereka inginkan, mereka akhirnya memilih ALEXA sebagai nama band mereka. "Kenapa ALEXA? Karena kami sepakat untuk memiliki nama band yang biasa dijadikan nama seseorang dan terutama wanita, agar seimbang dengan kami yang cowok semua, seperti konsep yin-yang. Kebetulan dari list yang ada ALEXA adalah yang paling gampang diingat merupakan nama salah satu Dewi di Yunani. ujar Fajar.

Kemudian konsep musik yang ditawarkan oleh ALEXA adalah powerpop dengan basic mainstream rock. "Konsep musik ALEXA sebenarnya simple, kita membuat musik yang memang kita sukai, bisa kita nikmati atau setidaknya mewakilkan perasaan kita saat membuat musik tersebut." , ucap Satrio. Musik ALEXA tidak dipungkiri sangat terpengaruh oleh latar belakang masing-masing personil yang memang berbeda-beda. Satrio memang mendengarkan segala macam musik mungkin berat ke pop,soul dan Jazz seperti gue, dan Rizky juga banyak terpengaruh musik yang sama tapi dengan tambahan musik rock atau pun Aqi yang kental dengan Alternative Rock dan Fajar yang sangat menggemari Hardcore-Metal sehingga untuk spesifikasi genre kita serahkan ke masyarakat. ,sambut JMono.

Penggabungan konsep musik itu menjadikan musik yang mereka inginkan dan dari segi penulisan lirik, ALEXA didominasi dari pengalaman pribadi ataupun teman-teman sekitar. Di dalam musik ALEXA terkandung lirik mengenai cinta, ketuhanan dan kehidupan. Akhirnya, setelah membuat band dengan konsep yang mereka inginkan, ALEXA berangkat menuju dunia musik dengan merekam album debut mereka dibawah naungan Soundsation dan Warner Music Indonesia. Pada 2008 ini, mereka meluncurkan album debut mereka. "Mungkin cita-cita kita juga sesimpel seperti keinginan kita bermusik , bisa bermusik dengan fun dan pastinya dapat diterima dengan baik oleh semua orang." Ujar Aqi. " Kalau bisa didengar oleh manusia Mars. ,tambah Rizki.

Personel Alexa Band:
Satrio : Guitar
Jar: Drums
Rizki: Guitar
JMono: Bass
Aqi: Vokalis